Selasa, 24 Desember 2013

Arsip untuk Ringkasan Hadits Kategori 2j


Kumpulan Ringkasan Hadits : Tentang Kejujuran باب الصدق رياض الصالحين من كلام سيد المرسلين

Posted by Admin Ma'had Annashihah Cepu pada Oktober 5, 2013

 

4- باب الصدق

Bab Tentang Kejujuran

قال اللَّه تعالى :  { يا أيها الذين آمنوا اتقوا اللَّه، وكونوا مع الصادقين } .

. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”Attaubah Ayat 119″ 

وقال تعالى:  { فلو صدقوا اللَّه لكان خيرا لهم } .

Tetapi jika mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka” Muhammad ayat 21″

وأما الأحاديث:

54- فَالأَوَّلُ : عَن ابْنِ مَسْعُودٍ رضي اللَّه عنه عن النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إِنَّ الصَّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الجَنَّةِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ ليصْدُقُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقاً ، وإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفجُورِ وَإِنَّ الفجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّاباً » متفقٌ عليه .

         

 Pertama: Dari Ibnu Mas’ud رضي الله عنه dari Nabi صلی الله عليه وسلم, sabdanya: “Sesungguhnya Kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke syurga dan sesungguhnya seseorang selalu berbuat jujur sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada Kejahatan dan sesungguhnya Kejahatan itu menunjukkan kepada neraka dan sesungguhnya seseorang  yang selalu berdusta maka dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang pendusta.” (Muttafaq ‘alaih)

     

55- الثَّاني : عَنْ أبي مُحَمَّدٍ الْحَسنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أبي طَالِبٍ ، رَضيَ اللَّهُ عَنْهما ، قَالَ حفِظْتُ مِنْ رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « دَعْ ما يَرِيبُكَ إِلَى مَا لا يَريبُكَ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمأنينَةٌ، وَالْكَذِبَ رِيبةٌ » رواه التِرْمذي وقال : حديثٌ صحيحٌ .

قَوْلُهُ : « يرِيبُكَ » هُوَ بفتحِ الياء وضَمِّها ، وَمَعْناهُ : اتْرُكْ ما تَشُكُّ في حِلِّه ، واعْدِلْ إِلى مَا لا تَشُكُّ فيه .

         Kedua:  Dari Abu Muhammad Al Hasan Bin Ali  رضي الله عنه , Ia Berkata Aku menghafal hadits dari Nabi صلی الله عليه وسلم, Yaitu: “Tinggalkanlah olehmu apa saja yang kamu ragukan dan beralihlah kepada yang tidak kamu ragukan,Sesungguhnya Kejujuran itu ketenangan dan Kedustaan itu kebimbangan”Hadits Shohih Riwayat Tirmidzi        

             Sabda Nabi صلی الله عليه وسلم Yuriibuka, boleh dengan difathahkan ya’nya dan boleh pula didhamahnya, artinya: “Tinggalkanlah olehmu apa saja yang engkau ragukan  kepada yang tidak ada keragu-raguan padanya.”           

56- الثَّالثُ : عنْ أبي سُفْيانَ صَخْرِ بْنِ حَربٍ  . رضيَ اللَّه عنه . في حديثِه الطَّويلِ في قِصَّةِ هِرقْلُ ، قَالَ هِرقْلُ : فَماذَا يَأْمُرُكُمْ يعْني النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ أَبُو سُفْيَانَ: قُلْتُ : يقول « اعْبُدُوا اللَّهَ وَحْدَهُ لا تُشرِكُوا بِهِ شَيْئاً

، واتْرُكُوا ما يَقُولُ آباؤُكُمْ ، ويَأْمُرنَا بالصَّلاةِ والصِّدقِ ، والْعفَافِ ، والصِّلَةِ » . متفقٌ عليه.

           Ketiga: Dari Abu Sufyan bin Shakhr bin Harb رضي الله عنه dalam Hadisnya yang panjang dalam menguraikan ceritera Raja Heraclius. Heraclius berkata: “Maka apakah yang diperintah olehnya?” Yang dimaksud ialah oleh Nabi صلی الله عليه وسلم Abu Sufyan berkata: “Saya lalu menjawab: “Ia berkata: “Sembahlah akan Allah yang Maha Esa, jangan menyekutukan sesuatu denganNya dan tinggalkanlah ajaran-ajaran nenek-moyangmu ” Ia juga menyuruh supaya kami melakukan shalat, bersikap jujur, Pemaaf  serta menyambung tali silaturahmi” (Muttafaq ‘alaih)       

57- الرَّابِعُ : عَنْ أبي ثَابِتٍ ، وقِيلَ : أبي سعيدٍ ، وقِيلَ : أبي الْولِيدِ ، سَهْلِ بْنِ حُنيْفٍ ، وَهُوَ بدرِيٌّ ، رضي اللَّه عنه ، أَن النبيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « مَنْ سَأَلَ اللَّهَ ، تعالَى الشِّهَادَة بِصِدْقٍ بَلَّغهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهدَاء ، وإِنْ مَاتَ عَلَى فِراشِهِ » رواه مسلم .

     Keempat: Dari Abu Tsabit, dalam suatu riwayat lain disebut-kan Abu Said dan dalam riwayat lain pula disebutkan Abulwalid, yaitu Sahl bin Hunaif رضي الله عنه, dan dia pernah ikut peperangan Badar, bahwasanya Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda:

“Barangsiapa yang dengan jujur memohonkan kepada Allah Ta’ala supaya dimatikan syahid , maka Allah akan menempatkan orang itu ke derajat orang-orang yang mati syahid, sekalipun ia mati di atas tempat tidurnya.” (Riwayat Muslim)

58- الخامِسُ : عَنْ أبي هُريْرة رضي اللَّهُ عنه قال : قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: « غزا نَبِيٌّ مِنَ الأَنْبِياءِ صلواتُ اللَّه وسلامُهُ علَيهِمْ فَقَالَ لقوْمِهِ : لا يتْبعْني رَجُلٌ ملَكَ بُضْعَ امْرَأَةٍ. وَهُوَ يُرِيدُ أَن يَبْنِيَ بِهَا وَلَمَّا يَبْنِ بِها ، ولا أَحدٌ بنَى بيُوتاً لَمْ يرفَع سُقوفَهَا ، ولا أَحَدٌ اشْتَرى غَنَماً أَوْ خَلَفَاتٍ وهُو يَنْتَظرُ أوْلادَهَا . فَغزَا فَدنَا مِنَ الْقَرْيةِ صلاةَ الْعصْرِ أَوْ قَريباً مِنْ ذلكَ ، فَقَال للشَّمس : إِنَّكِ مَأمُورةٌ وأَنا مأمُورٌ ، اللهمَّ احْبسْهَا علَينا ، فَحُبستْ حَتَّى فَتَحَ اللَّهُ عليْهِ ، فَجَمَعَ الْغَنَائِم ، فَجاءَتْ  يَعْنِي النَّارَ لتَأكُلهَا فَلَمْ تطْعمْهَا ، فقال: إِنَّ فِيكُمْ غُلُولاً، فليبايعنِي منْ كُلِّ  قبِيلَةٍ رجُلٌ ، فلِزقتْ يدُ رَجُلٍ بِيدِهِ فَقَالَ : فِيكُم الْغُلولُ ، فليبايعنِي قبيلَتُك ، فلزقَتْ يدُ رجُليْنِ أو ثلاثَةٍ بِيَدِهِ فقَالَ : فِيكُمُ الْغُلُولُ ، فَجاءوا برَأْسٍ مِثْلِ رَأْس بَقَرَةٍ مِنْ الذَّهبِ ، فوضَعها فَجَاءَت النَّارُ فَأَكَلَتها ، فلمْ تَحل الْغَنَائِمُ لأحدٍ قَبلَنَا ، ثُمَّ أَحَلَّ اللَّهُ لَنا الغَنَائِمَ لمَّا رأَى ضَعفَنَا وعجزنَا فأحلَّها لنَا » متفقٌ عليه .

« الخلفاتُ » بفتح الخاءِ المعجمة وكسرِ اللامِ : جمْعُ خَلِفَةٍ ، وهِي النَّاقَةُ الحاملُ .

             ”Ada seorang Nabi dari golongan beberapa Nabi shalawatullahi wa salamuhu ‘alaihim berperang, kemudian ia berkata kepada kaumnya: “Jangan mengikuti peperanganku ini seorang lelaki yang baru kawin  dan masih belum tidur dengannya, jangan pula mengikuti peperangan ini seorang yang membangun rumah dan belum lagi mengangkat atapnya (belum selesai ), jangan pula seseorang yang membeli kambing atau unta yang sedang bunting tua yang ia menantikan kelahiran anak- anak ternaknya. 

Nabi itu lalu berperang, kemudian mendekati sesuatu desa pada waktu shalat Asar atau sudah dekat dengan itu, kemudian ia berkata kepada matahari: “Sesungguhnya engkau ” hai matahari ”  adalah diperintahkan  yakni berjalan mengikuti perintah Rob  dan sayapun juga diperintahkan yakni berperang inipun mengikuti perintah Rob. Ya Allah, tahanlah jalan matahari itu di atas kita.” Kemudian matahari itu tertahan jalannya sehingga Allah memberikan kemenangan kepada Nabi tersebut. Beliau mengumpulkan banyak harta rampasan. Kemudian datanglah, yang dimaksud datang adalah api, untuk makan harta rampasan tadi, tetapi ia tidak suka memakannya. Nabi itu berkata: “Sesungguhnya di kalangan engkau semua itu ada yang menyembunyikan harta rampasan, maka dari itu hendaklah berbai’at padaku  dengan jalan berjabatan tangan dari setiap kabilah seseorang lelaki. Lalu ada seorang lelaki yang menempel tangannya itu dengan tangan Nabi tersebut. Nabi itu lalu berkata lagi: “Sesungguhnya di kalangan kabilah-mu itu ada yang menyembunyikan harta rampasan. Oleh sebab itu hendaklah seluruh orang dari kabilahmu itu memberikan pembai’atan padaku.” Selanjutnya ada dua atau tiga orang yang tangannya itu lekat dengan tangan Nabi itu, lalu beliau berkata pula: “Di kalanganmu semua itu ada yang menyembunyikan harta rampasan.” Mereka lalu mendatangkan sebuah kepala sebesar kepala lembu yang terbuat dari emas – dan inilah benda yang disembunyikan, lalu diletakkanlah benda tersebut, kemudian datanglah api terus memakannya – semua harta rampasan. Oleh sebab itu memang tidak halallah harta-harta rampasan itu untuk siapapun ummat sebelum kita, kemudian Allah menghalalkannya untuk kita harta-harta rampasan tersebut, di kala Allah mengetahui betapa lemahnya kita semua. Oleh sebab itu lalu Allah menghalalkannya untuk kita.” (Muttafaq ‘alaih)    

59- السادِسُ : عن أبي خالدٍ حكيمِ بنِ حزَامٍ . رضِيَ اللَّهُ عنه ، قال : قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « الْبيِّعَان بالخِيارِ ما لم يَتفرَّقا ، فإِن صدقَا وبيَّنا بوُرِك لهُما في بَيعْهِما ، وإِن كَتَما وكذَبَا مُحِقَتْ بركةُ بيْعِهِما » متفقٌ عليه .

           Keenam: Dari Abu Khalid yaitu Hakim bin Hizam رضي الله عنه, ia masuk Islam pada waktu pembebasan Makkah, sedang ayahnya adalah termasuk golongan tokoh Quraisy, baik di masa Jahiliyah ataupun di masa Islam, katanya: “Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

“Dua orang yang berjual-beli itu berhak memilih sebelum berpisah. Apabila keduanya itu bersikap jujur dan menerangkan cacat-cacatnya, maka diberi berkah jual-beli keduanya, tetapi jikalau keduanya itu menyembunyikan cacat-cacatnya dan sama-sama berdusta, maka  jual-beli itu tidak membawa berkah” (Muttafaq ‘alaih)      

Al Faqir Ilalloh Ta’ala Abu Amina Aljawiy

Mahad Yatim Non Yatim Annashihah Cepu

Kumpulan Ringkasan Hadits : Keutamaan Menangis Karena Takut Dan Rindu Kepada Alloh Ta’ala باب فضل البكاء خشية الله تعالى وشوقاً إليه رياض الصالحين من كلام سيد المرسلين

Posted by Admin Ma'had Annashihah Cepu pada Agustus 1, 2013

54- باب فضل البكاء خشية الله تعالى وشوقاً إليه

Bab 54 : Keutamaan Menangis Karena Takut Dan Rindu Kepada Alloh Ta’ala

قال اللَّه تعالى:  { ويخرون للأذقان يبكون ويزيدهم خشوعاً } .

Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’. Al Israa’ ayat 109

وقال تعالى:  { أفمن هذا الحديث تعجبون، وتضحكون ولا تبكون! } .

Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis? An Najm ayat 59-60

446- وعَن أبي مَسعودٍ ، رضي اللَّه عنه . قالَ : قال لي النبيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «اقْرَأْ علَّي القُرآنَ » قلتُ : يا رسُولَ اللَّه ، أَقْرَأُ عَلَيْكَ ، وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ ؟، قالَ : « إِني أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي » فقرَأْتُ عليه سورَةَ النِّساء ، حتى جِئْتُ إلى هذِهِ الآية : { فَكَيْفَ إِذا جِئْنا مِنْ كُلِّ أُمَّة بِشَهيد وِجئْنا بِكَ عَلى هَؤلاءِ شَهِيداً }  [ الآية : 41 ] قال : « حَسْبُكَ الآنَ » فَالْتَفَتَّ إِليْهِ . فَإِذَا عِيْناهُ تَذْرِفانِ . متفقٌ عليه .

           Dari Ibnu Mas’ud رضي الله عنه katanya: “Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda kepadaku: “Bacakanlah al-Quran untukku.” Saya berkata: “Ya Rasulullah, apakah saya akan membacakan al-Quran itu untukmu, sedangkan alquran diturunkan kepadamu?” Beliau  bersabda: “Saya aku ingin mendengarnya dari orang lain.”Saya lalu membacakan untuknya surat an-Nisa’, sehingga sampailah  pada ayat yang artinya: “Bagaimanakah ketika Kami datangkan kepada setiap ummat seorang saksi dan engkau Kami jadikan saksi atas ummat ini?” – Surat an-Nisa’ 41.Setelah itu Rasulullah lalu bersabda: “Sudah cukuplah bacaanmu sekarang.” Saya menoleh kepada beliau, tiba-tiba kedua mata beliau meneteskan airmata” (Muttafaqun ‘alaih)           

447- وعن أنس ، رضي اللَّه عنه ، قالَ : خَطَبَ رَسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم خُطْبَةً مَا سَمِعْتُ مِثْلَهَا قَطُّ ، فقالَ : « لَوْ تعْلمُونَ ما أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كثيراً» قال : فَغَطَّى أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم . وُجُوهَهُمْ . ولهمْ خَنِينٌ . متفقٌ عليه . وَسَبَقَ بيَانُهُ في بابِ الخَوفِ .

           Dari Anas رضي الله عنه, katanya: “Rasulullah صلی الله عليه وسلم berkhutbah, tidak pernah saya mendengar suatu khutbah pun yang semacam itu , Beliau bersabda: “Andaikata kalain mengetahui apa yang saya ketahui, niscaya kalian semua akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Anas berkata: “Maka para sahabat mereka menutupi mukanya sambil menangis terisak-isak” (Muttafaqun ‘alaih)           

448- وعن أبي هريرة ، رضي اللَّه عنه ، قال : قالَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « لاَيَلِجُ النَّارَ رَجْلٌ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللَّه حَتَّى يَعُودَ اللَّبَنُ في الضَّرْع وَلا يَجْتَمعُ غُبَارٌ في سَبِيلِ اللَّه ودُخانُ جَهَنَّمَ » رواه الترمذي وقال : حديثٌ حسنٌ صحيحٌ .

           Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, katanya: “Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: ”Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah sehingga air susu itu kembali  keputingya (mustahil pent). Tidak akan berkumpul debu yang menempel karena berjuang dijalan Alloh dengan asap neraka Jahanam”Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.      

449- وعنه قالَ : قالَ رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلاَّ ظِلُّهُ : إِمامٌ عادِلٌ ، وشابٌّ نَشَأَ في عِبَادَةِ اللَّه تَعالى . وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّق بالمَسَاجِدِ . وَرَجُلانِ تَحَابَّا في اللَّه . اجتَمَعا عَلَيهِ . وتَفَرَّقَا عَلَيهِ ، وَرَجَلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمالٍ . فَقَالَ : إِنّي أَخافُ اللَّه . ورَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةَ فأَخْفاها حتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمالهُ ما تُنْفِقُ يَمِينهُ . ورَجُلٌ ذَكَرَ اللَّه خالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ» متفقٌ عليه .

           Dari Abu Hurairah رضي الله عنه pula, katanya: “Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: ”Ada tujuh kelompok  yang akan dinaungi oleh Allah dalam naunganNya pada hari yang tiada naungan melainkan naunganNya (Pent kiamat) yaitu pemimpin yang adil. Pemuda yang tumbuh sejak kecilnya dalam keadaan  beribadat kepada Allah Ta’ala, orang yang hatinya tergantung (terikat) kepada masjid-masjid, dua orang yang saling  mencintai karena Allah, keduanya berkumpul atas keadaan sedemikian itu dan keduanya berpisah atas keadaan sedemikian itu pula, Dan lelaki yang diajak oleh wanita  yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata: “Sesungguhnya saya takut kepada Allah” Dan orang yang bersedekah lalu disembunyikan sedekahnya sehingga seolah-olah tangan kirinya tidak tahu dari apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya dan orang yang mengingat pada Allah di waktu keadaan sendiri lalu meneteskan airmata dari kedua matanya.” (Muttafaqun ‘alaih)

450- وعَن عبد اللَّه بنِ الشِّخِّير . رضي اللَّه عنه . قال : أَتَيْتُ رسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم وَهُو يُصلِّي ولجوْفِهِ أَزِيزٌ كَأَزِيزِ المرْجَلِ مِنَ البُكَاءِ .

حديث صحيح رواه أبو داود . والتِّرمذيُّ في الشَّمائِل بإِسنادٍ صحيحٍ .

           Dari Abdullah bin asy-Syikhiir رضي الله عنه, katanya: “Saya mendatangi Rasulullah صلی الله عليه وسلم dan beliau sedang Shalat dan dari dadanya itu terdengar suara bagaikan air yang sedang mendidih (pent diatas perapian) saat beliau sedang menangis.”Hadis hasan shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dalam asy-Syamail dengan isnad yang shahih           

451- وعن أَنسٍ رضي اللَّه عنه . قالَ : قالَ رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، لأَبِيِّ بنِ كَعْبٍ . رضي اللَّه عنه : « إِنَّ اللَّه ، عَزَّ وجَلَّ ، أَمْرَني أَنْ أَقْرَأَ علَيْكَ : لَمْ يَكُن الَّذِينَ كَفَرُوا » قَالَ : وَسَمَّاني ؟ قال : « نَعَمْ » فَبَكى أُبَيٌّ . متفقٌ عليه . وفي رواية: فَجَعَلَ أُبَيٌّ يَبْكي.

Dari Anas رضي الله عنه, katanya: “Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda kepada Ubay bin Ka’ab رضي الله عنه,Rosul Bersabda:“Sesungguhnya Allah Azzawajalla menyuruh padaku supaya saya bacakan untukmu ayat ini  Yang Berbunyi”Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata…”Albayyinah” 1-8. Ia berkata: “Apakah Allah menyebut namaku pada Engkau Ya Rasululloh?” Beliau bersabda: “Ya.” Kemudian Ubay  menangis.” (Muttafaqun ‘alaih) Dalam sebuah riwayat lain disebutkan: “Maka Ubay mulai menangis.”

 (Pent ini hadist yang membuat penerjemah menangis malam ini, Perhatikan wahai saudaraku, mahalnya nama kita jika seandainya disebut Oleh Alloh Ta’ala karena terkenalnya iman dan amal shalih kita, Akan Tetapi kami khawatir nama kita disebut karena terlalu terkenal banyak melakukan kemaksiatan dan kerusakan dimuka bumi ini, Allohlah Maha mengetahui setiap kedudukan hamba dan amal-amalnya ,

Ada beberapa sebab agar seorang hamba bisa menangis karena Alloh Ta’ala Diantaranya:

1.Berdoa Disepertiga Malam dan Menhisab Diri serta Mengingat Dosa Dan Kesalahan Kemudian Berharap dengan Mengemis Kepada-Nya Untuk Diberikan Ampunan serta takut akan adzab-Nya Yang Pedih

2.Mengingat Kematian Dan Ajal Yang Selalu mengintai serta membayangkan ketika kita diangkat diatas keranda kematian serta mereka kerabat menagisi kita atau membanyangkan bagaimana sempitnya kuburan yang disana jauh dari teman kedunyaan,

3.Membaca Alquran Dengan Tartil dan Berlahan dengan penuh Perenungan makna dan tafsirnya, terutama akan terasa dimalam hari atau menjelang fajar.

4.Mengingat anak, istri, suami,orang tua, kerabat, kepoankan atau saudara – saudara kita yang telah mendahului kita dan berziaroh kekubur mereka (bagi laki-laki dan bagi wanita tidak dianjurkan

5.Bersyukur atas dianugerahkan nikmat kepada kita semua dengan mengingat -ingat nikmat yang banyak, dari miskin menjadi kaya, dari sakit menjadi sehat, dari kecil menjadi dewasa sehat  akal, dari lembah yang hina kepada kemulyaan, serta dari kesesatan kepada hidayat taufiq diatas manhaj salaf.Insyalloh semoga bermanfaat )

452- وعنه قالَ : قالَ أَبو بَكْرٍ لعمرَ ، رضي اللَّه عنهما . بعدَ وفاةِ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : انْطَلِقْ بِنا إلى أُمِّ أَيمنَ . رضي اللَّه عنها . نَزُورُها كما كَانَ رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، يَزُورُها . فَلَمَّا انْتَهَيا إِليْها بَكَتْ . فقَالا لها : ما يُبْكِيكِ ؟ أَمَا تَعْلَمِينَ أَنَّ مَا عِنْدَ اللَّه تعالى خَيْرٌ لِرَسُولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، قالَتْ : إِني لاَ أَبْكِي ، أَنِّي لأَعْلَمُ أَنَّ ما عنْدَ اللَّه خَيرٌ لِرَسُولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، ولكِنِّي أَبْكِي أَنَّ الوَحْيَ قَدِ انْقَطَعَ مِنَ السَّماءِ فَهَيَّجَتْهُما عَلى البُكاءِ ، فَجَعَلا يَبْكِيانِ مَعهَا رواهُ مسلم. وقد سبق في باب زيارَةِ أَهل الخير .

         Dari Anas رضي الله عنه pula, katanya: “Abu Bakar berkata kepada Umar radhiallahu ‘anhuma sesudah wafatnya Rasulullah صلی الله عليه وسلم: “Mari kita bersama-sama berangkat ke tempat Ummu Aiman untuk menziarahinya, sebagaimana halnya Rasulullah juga menziarahinya.” Ketika keduanya sampai di tempat Ummu Aiman, lalu wanita ini menangis. Keduanya berkata: “Apakah yang menyebabkan engkau menangis? Tidakkah engkau ketahui bahwasanya apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik untuk Rasulullah ” Ummu Aiman lalu menjawab: “Sesungguhnya saya tidaklah menangis karena saya tidak mengetahui bahwasanya apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik untuk Rasulullah tetapi saya menangis ini  karena sesungguhnya wahyu itu telah terputus – sebab Nabi telah wafat.” Maka ucapan Ummu Aiman menggerakkan hati kedua sahabat itu untuk menangis. Kemudian keduanya itupun menangis bersama Ummu Aiman. (Hadis di atas sudah disebutkan dalam bab: Menziarahi orang-orang ahli kebaikan)           

453- وعن ابن عَمَر ، رضي اللَّه عنهما ، قال : « لَمَّا اشْتَدَّ بِرَسُولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم وَجَعُهُ قيلَ لَهُ في الصَّلاَةِ فقال : « مُرُوا أَبا بَكْرِ فَلْيُصَلِّ بالنَّاسِ » فقالتْ عائشةُ ، رضي  اللَّه عنها: إِنَّ أَبَا بَكْرٍ رَجُلٌ رَقيقٌ إِذا قَرَأَ القُرآنَ غَلَبَهُ البُكاءُ » فقال : « مُرُوهُ فَلْيُصَلِّ » .

وفي رواية عن عائشةَ ، رضي اللَّه عنها ، قالَتْ : قلتُ : إِنَّ أَبا بَكْرٍ إِذا قَامَ مقامَكَ لَم يُسْمع النَّاس مِنَ البُكَاءِ . متفقٌ عليه .

           Dari Ibnu Umar ضي الله عنه katanya: “Ketika sudah sangat geringnya Rasulullah صلی الله عليه وسلم, lalu ditanyakan padanya siapa yang akan menjadi imam shalat. Beliau lalu bersabda: “Perintahkanlah pada Abu Bakar, supaya ia shalat mengimami orang-orang banyak!”

Aisyah  berkata: “Sesungguhnya Abu Bakar itu adalah seorang lelaki yang amat lembut hatinya, jikalau membaca al-Quran, maka dia tidak bisa menahan tangisnya .” Beliau Rosul lalu bersabda lagi: “Perintahkanlah pada Abu Bakar supaya menjadi imam”Dalam lain riwayat disebutkan: Dari Aisyah رضي الله عنها, katanya: Saya berkata: “Sesungguhnya Abu Bakar itu apabila menjadi imam, ia tidak dapat memperdengarkan suaranya kepada orang-orang banyak karena tangisnya” (Muttafaq ‘alaih)           

454- وعن إِبراهيمَ بنِ عبدِ الرَّحمنِ بنِ عوفٍ أَنَّ عبدَ الرَّحمنِ بنَ عَوْفٍ ، رَضيَ اللَّه عنهُ أُتِيَ بطَعامٍ وكانَ صائماً ، فقالَ : قُتِلَ مُصْعَبُ بنُ عُمَيرٍ ، رضيَ اللَّه عنه ، وهُوَ خَيْرٌ مِنِّي ، فَلَمْ يُوجَدْ لَه ما يُكَفَّنُ فيهِ إِلاَّ بُرْدَةٌ إِنْ غُطِّي بِها رَأْسُهُ بَدَتْ رِجْلاُه ، وإِنْ غُطِّيَ بها رِجْلاه بَدَا رأْسُهُ ، ثُمَّ بُسِطَ لَنَا مِنَ الدُّنْيَا ما بُسِطَ أَوْ قالَ : أُعْطِينَا مِنَ الدُّنْيا مَا أُعْطِينَا قَدْ خَشِينَا أَنْ تَكُونَ حَسَنَاتُنا عُجِّلَتْ لَنا . ثُمَّ جَعَلَ يبْكي حَتَّى تَرَكَ الطَّعامَ . رواهُ البخاري .

Dari Ibrahim bin Abdur Rahman bin ‘Auf, bahwasanya Abdur Rahman bin ‘Auf رضي الله عنه diberi hidangan makanan, sedangkan waktu itu ia berpuasa, lalu ia berkata: “Mus’ab bin Umair itu terbunuh dijalan Alloh, Dia adalah seorang yang lebih baik daripada aku, tetapi tidak ada yang digunakan untuk mengkafaninya  kecuali selembar burdah. Jikalau kepalanya ditutup, maka tampaklah kedua kakinya dan jikalau kedua kakinya ditutup.maka tampaklah kepalanya. Kemudian kita telah dianugerahkan kekayaaan yang banyak Atau ia berkata: “Kita telah dikaruniai rezeki dunia sebanyak-banyaknya, Kami sangat takut kalau kebaikan-kebaikan kami ini didahulukan dengan dibalas dunia ini ( sedangkan di akhirat tidak dapat bagian apa-apa)” Kemudian ia terisak menangis dan meninggalkan makanan itu . (Riwayat Bukhari)

455- وعن أبي أُمامة صُدَيِّ بْنِ عَجلانَ الباهِليِّ ، رضيَ اللَّه عنه ، عن النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال: « لَيْسَ شَيءٌ أَحَبَّ إِلى اللَّه تعالى من قَطْرَتَين . وأَثَرَيْنِ : قَطْرَةُ دُمُوعٍ من خَشيَةِ اللَّه وَقَطرَةُ دَمٍ تُهرَاقُ في سَبِيلِ اللَّه تعالى ، وأما الأثران فأثر في سبيل الله تعـالى وَأَثَرٌ في فَرِيضَةٍ منْ فَرَائِضِ اللَّه تعالى » رواه الترمذي وقال : حديثٌ حسنٌ .

وفي البابِ أحاديثُ كثيرةٌ ، منها :

456- حديث العْرباض بنِ ساريةَ . رضي اللَّه عنه ، قال : وعَظَنَا رسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ منها القُلُوبُ ، وذَرَفْت منْهَا العُيُونُ » . وقد سبق في باب النهي عن البدع.

           Dari Abu Umamah, yaitu Shuday bin ‘Ajlan al-Bahili رضي الله عنه dari Nabi صلی الله عليه وسلم, sabdanya: ”Tiada sesuatupun yang lebih dicintai oleh Allah Ta’ala daripada dua tetesan dan dua bekas. Dua tetesan itu ialah tetesan airmata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang dialirkan dijalan Alloh Ta’ala Adapun dua bekas yaitu bekas luka fisabilillah dan bekas dalam mengerjakan kewajiban dari beberapa kewajiban yang diwajibkan  Allah Ta’ala “ Diriwayatkan Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.Dalam bab ini masih banyak lagi Hadistnya, di antaranya ialah Hadisnya al-’Irbadh bin Sariyah رضي الله عنه, katanya: “Kita semua diberi nasihat oleh Rasulullah yaitu suatu nasihat yang semua hati dapat menjadi takut karenanya dan matapun dapat meneteskan airmata.” Hadist ini telah lalu dalam bab: Larangan Bid’ahlihat Hadis no. 157 dan 171.

Al Faqir Ilalloh Ta’ala Abu Amina Aljawiy

Mahad Yatim Non Yatim Annashihah Cepu

Kumpulan Ringkasan Hadits : Keutamaan Zuhud Di Dunia Dan Anjuran Untuk Tidak Rakus Terhadap Keduniaan Dan Keutamaan Kefakiranرياض الصالحين من كلام سيد المرسلين الزهد في الدنيا والحث على التقلل منها وفضل الفقر

Posted by Admin Ma'had Annashihah Cepu pada Maret 9, 2013

الزهد في الدنيا والحث على التقلل منها وفضل الفقر

Keutamaan Zuhud Di Dunia Dan Anjuran Untuk Tidak Rakus Terhadap Keduniaan Dan Keutamaan Kefakiran

: قال تعالى

إِنَّمَا مَثَلُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا كَمَآءٍ أَنزَلْنَٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخْتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ ٱلْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ ٱلنَّاسُ وَٱلْأَنْعَٰمُ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَخَذَتِ ٱلْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَٱزَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَآ أَنَّهُمْ قَٰدِرُونَ عَلَيْهَآ أَتَىٰهَآ أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًۭا فَجَعَلْنَٰهَا حَصِيدًۭا كَأَن لَّمْ تَغْنَ بِٱلْأَمْسِ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍۢ يَتَفَكَّرُونَ

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir.Yunus 24.

وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا كَمَآءٍ أَنزَلْنَٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخْتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ ٱلْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًۭا تَذْرُوهُ ٱلرِّيَٰحُ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ مُّقْتَدِرًا

ٱلْمَالُ وَٱلْبَنُونَ زِينَةُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱلْبَٰقِيَٰتُ ٱلصَّٰلِحَٰتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًۭا وَخَيْرٌ أَمَلًۭا

Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.Alkahfi 45-46

ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌۭ وَلَهْوٌۭ وَزِينَةٌۭ وَتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌۭ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَٰدِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ ٱلْكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّۭا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمًۭا ۖ وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ عَذَابٌۭ شَدِيدٌۭ وَمَغْفِرَةٌۭ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنٌۭ ۚ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.Alhadid 20

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).Ali Imran 14

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّۭ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ ٱلْغَرُورُ

Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syetan yang pandai menipu, memperdayakan kamu Dalam Mentaati Allah. Fathir ayat 5

أَلْهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ حَتَّىٰ زُرْتُمُ ٱلْمَقَابِرَكَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ ٱلْيَقِينِ لَتَرَوُنَّ ٱلْجَحِيمَ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ ٱلْيَقِينِ ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,sampai kamu masuk ke dalam kubur.,Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui,Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainulyaqin,kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

وَمَا هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَهْوٌۭ وَلَعِبٌۭ ۚ وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ لَهِىَ ٱلْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ

Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.

عن عمرو بن عوف الأنصاري رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم بعث أبا عبيدة بن الجراح رضي الله عنه إلى البحرين يأتي بجزيتها فقدم بمال من البحرين فسمعت الأنصار بقدوم أبي عبيدة فوافوا صلاة الفجر مع رسول الله صلى الله عليه وسلم فلما صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم انصرف فتعرضوا له فتبسم رسول الله صلى الله عليه وسلم حين رآهم ثم قال أظنكم سمعتم أن أبا عبيدة قدم بشيء من البحرين فقالوا أجل يا رسول الله فقال أبشروا وأملوا ما يسركم فوالله ما الفقر أخشى عليكم ولكني أخشى أن تبسط الدنيا عليكم كما بسطت على من كان قبلكم فتنافسوها كما تنافسوها فتهلككم كما أهلكتهم متفق عليه

Dari ‘Amr bin ‘Auf al-Anshari Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimkan Abu ‘Ubaidah al-Jarrah Radhiyallahu ‘anhu ke daerah Bahrain -sebuah daerah yang masuk wilayah Irak – dan kedatangannya ke situ ialah untuk mengambil pajak. Kemudian setelah selesai tugasnya, datanglah ia dengan membawa harta dari Bahrain itu. Kaum Anshar sama mendengar akan kedatangan Abu Ubaidah, mereka lalu menunaikan shalat fajar – yakni subuh – bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai bersembahyang, beliaupun lalu kembali, kemudian mereka menuju kepadanya untuk menemuinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu tersenyum ketika melihat mereka itu terus bersabda: “Saya kira engkau semua sudah mendengar bahwasanya Abu Ubaidah tiba dari Bahrain dengan membawa sesuatu harta.” Mereka menjawab: “Benar, ya Rasulullah.” Beliau selanjutnya bersabda: “Bergembiralah engkau semua dan bolehlah mengharapkan sesuatu yang akan menyenangkan engkau semua. Demi Allah, bukannya kekafiran itu yang saya takutkan mengenai engkau semua, tetapi saya takut jikalau harta dunia ini diluaskan untukmu semua – yakni engkau semua menjadi kaya raya, sebagaimana telah diluaskan untuk orang-orang yang sebelummu, kemudian engkau semua itu saling berlomba-lomba untuk mencarinya sebagaimana mereka juga berlomba-lomba untuk mengejarnya, lalu harta dunia itu akan merusakkan agamamu semua sebagaimana ia telah me-rusakkan agama mereka. (Muttafaq ‘alaih)

وعن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال جلس رسول الله صلى الله عليه وسلم على المنبر وجلسنا حوله فقال إن مما أخاف عليكم من بعدي ما يفتح عليكم من زهرة الدنيا وزينتها متفق عيه

Dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di atas mimbar dan kita duduk di sekitarnya, lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya salah satu yang saya takutkan atasmu semua sepeninggalku nanti ialah apa yang akan dibukakan untukmu semua itu dari keindahan harta dunia serta hiasan-hiasannya – yakni bahwa meluapnya kekayaan pada ummat Muhammad inilah yang amat ditakutkan, sebab dapat merusakkan agama jikalau tidak waspada mengendalikannya.” (Muttafaq’alaih)

عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إن الدنيا حلوة خضرة وإن الله تعالى مستخلفكم فيها فينظر كيف تعملون فاتقوا الدنيا واتقوا النساء رواه مسلم

Dari Abu Said Radhiyallahu ‘anhu pula bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya dunia adalah manis dan hijau dan sesungguhnya Allah menyerahkan kepada kalian semua didalamnya . Maka Allah akan melihat bagaimana yang engkau semua perbuat ata dunia ini. Maka berhati-hatilah terhadap dunia dan hati hatilah terhadap wanita.” (Riwayat Muslim)

وعن أنس رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال اللهم لا عيش إلا عيش الآخرة متفق عليه

Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ya Allah. Tidak ada kehidupan yang sesungguhnya melainkan kehidupan akhirat.” (Muttafaq ‘alaih)

وعنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال يتبع الميت ثلاثة أهله وماله وعمله فيرجع اثنان ويبقى واحد يرجع أهله وماله ويبقى عمله متفق عليه

Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu pula dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sabdanya: “Ada tiga macam mengikuti mayat itu- ketika di bawa ke kubur, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua kembali dan satu tetap tinggal menyertainya. Keluarga dan hartanya kembali sedang amalnya tetap mengikutinya.” (Muttafaq ‘alaih)

وعنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يؤتي بأنعم أهل الدنيا من أهل النار يوم القيامة فيصبغ في النار صبغة ثم يقال يا ابن آدم هل رأيت خيرا قط هل مر بك نعيم قط فيقول لا والله يارب ويؤتى بأشد الناس بؤسا في الدنيا من أهل الجنة فيصبغ صبغة في الجنة فيقال له يا ابن آدم هل رأيت بؤسا قط هل مر بك شدة قط فيقول لا والله ما مر بي بؤس قط ولا رأيت شدة قط رواه مسلم

Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu pula, katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Akan didatangkanlah orang yang paling nikmat kehidupannya di dunia dan ia termasuk golongan ahli neraka pada hari kiamat nanti, lalu dicelupkan dalam neraka sekali celupan, lalu dikatakan: “Hai anak Adam, adakah engkau dapat merasakan sesuatu kebaikan- keenakan sekalipun sedikit? Adakah suatu kenikmatan yang pernah menghampirimu(Dunia) sekalipun sedikit?” Ia berkata: “Tidak.demi Allah, ya Robku”- yakni setelah merasakan pedihnya siksa neraka, maka kenikmatan-kenikmatan dan keenakan-keenakan di dunia itu seolah-olah lenyap sama sekali.

Juga akan didatangkanlah orang yang paling menderita kesengsaraan di dunia dan ia termasuk ahli syurga, lalu ia dimasukkan sekali masuk dalam syurga, lalu dikatakan padanya: “Hai anak Adam, adakah engkau dapat merasakan sesuatu kesengsaraan, walaupun sedikit? Adakah suatu kesukaran yang pernah menghampirimu walaupun sedikit?” Ia menjawab: “Tidak, demi Allah, tidak pernah ada kesukaranpun yang menghampiri diriku dan tidak pernah saya melihat suatu kesengsaraan pun sama sekali,” – yakni setelah merasakan kenikmatan syurga, maka kesengsaraan dan kesukaran yang pernah diderita di dunia itu seolah-olah lenyap sekaligus. (Riwayat Muslim)

وعن المستورد بن شداد رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما الدنيا في الآخرة إلا مثل ما يجعل أحدكم أصبعه في اليم فلينظر بم يرجع رواه مسلم

Dari al-Mustaurid bin Syaddad Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tidaklah dunia ini kalau dibandingkan dengan akhirat, melainkan seperti sesuatu yang seseorang di antara engkau semua menjadikan jarinya masuk dalam air lautan, maka cobalah lihat dengan apa ia kembali – yakni, seberapa banyak air yang melekat di jarinya itu. Jadi dunia itu sangat kecil nilainya dan hanya seperti air yang melekat di jari tadi banyaknya.” (Riwayat Muslim)

وعن جابر رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم مر بالسوق والناس كتفيه فمر بجدي أسك ميت فتناوله فأخذ بأذنه ثم قال أيكم يحب أن يكون هذا له بدرهم فقالوا ما نحب أنه لنا بشيء وما نصنع به ثم قال أتحبون أنه لكم قالوا والله لو كان حيا كان عيبا إنه أسك فكيف وهو ميت فقال فو الله للدنيا أهون على الله من هذا عليكم رواه مسلم قوله كتفيه أي عن جانبيه و الأسك الصغير الأذن

Dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melalui pasar, sedang orang-orang ada di sebelahnya kiri kanan. Kemudian melalui seekor anak kambing kecil telinganya dan telah mati. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyentuhnya lalu mengambil telinganya, terus bertanya: “Siapakah di antara engkau semua yang suka membeli ini dengan uang sedirham?” Orang-orang menjawab: “Kita semua tidak suka menukarnya dengan sesuatu apapun dan akan kita gunakan untuk apa itu?” Beliau bertanya lagi: “Sukakah kalain semua kalau ini diberikan saja padamu.” Orang-orang menjawab: “Demi Allah, andaikata kambing itu hidup, tentunya juga cacat karena ia kecil telinganya. Jadi apa harganya lagi setelah kambing itu mati?” Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Demi Allah, dunia ini lebih hina di sisi Allah daripada kambing ini bagimu semua.” (Riwayat Muslim)

وعن أبي ذر رضي الله عنه قال كنت أمشي مع النبي صلى الله عليه وسلم في حرة بالمدينة فاستقبلنا أحد فقال يا أبا ذر قلت لبيك يا رسول الله فقال ما يسرني أن عندي مثل أحد هذا ذهبا تمضي علي ثلاثة أيام وعندي منه دينار إلا شيء أرصده لدين إلا أن أقول به في عباد الله هكذا وهكذا عن يمينه وعن شماله ومن خلفه ثم سار فقال إن الأكثرين هم الأقلون يوم القيامة إلا من قال بالمال هكذا وهكذا عن يمينه وعن شماله ومن خلفه وقليل ما هم ثم قال لي مكانك لا تبرح حتى آتيك ثم انطلق في سواد الليل حتى توارى فسمعت صوتا قد ارتفع فتخوفت أن يكون أحد عرض للنبي صلى الله عليه وسلم فأردت أن آتيه فذكرت قوله لا تبرح حتى آتيك فلم أبرح حتى أتاني فقلت لقد سمعت صوتا تخوفت منه فذكرت له فقال وهل سمعته قلت نعم قال ذاك جبريل أتاني فقال من مات من أمتك لايشرك بالله شيئا دخل الجنة قلت وإن زني وإن سرق قال وإن زنى وإن سرق متفق عليه وهذا لفظ البخاري

           Dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Saya berjalan bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di suatu tempat yang berbatu hitam di Madinah, lalu berhadap-hadapanlah gunung Uhud dengan kita, kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hai Abu Dzar.” Saya berkata: “Labbaik, ya Rasulullah.” Beliau bersabda lagi: “Tidak menyenangkan padaku andaikata saya mempunyai emas sebanyak gunung Uhud ini, sampai berlalu tiga hari lamanya, di antaranya ada sedinar saja yang saya simpan untuk memenuhi hutang, kecuali saya akan mengucapkan dengan memberikan harta itu untuk para hamba Allah demikian demikian demikian.” Beliau menunjuk ke sebelah kanan, kiri dan belakangnya – maksudnya bahwa kalau beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mempunyai harta sebanyak Uhud dan berupa emas, apalagi lainnya, tentu akan disedekahkan kepada hamba-hamba Allah semuanya, kecuali sedinar saja yang akan disimpan jikalau ada hutang yang belum ditunaikannya dan harta sebanyak itu akan dihabiskan membelanjakannya dalam tiga hari saja.Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan, lalu bersabda lagi: “Sesungguhnya orang-orang yang kayaraya dengan harta dunia itulah yang tersedikit pahala akhiratnya pada hari kiamat nanti, melainkan orang yang berkata demikian, demikian dan demikian – yakni membelanjakan hartanya itu untuk kebaikan.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjuk ke kanan, kiri dan belakangnya. Sabdanya lagi: “Tetapi sedikit sekali orang yang suka melakukan demikian tadi.” Seterusnya beliau bersabda padaku: “Tetaplah engkau di tempatmu ini. Jangan berpindah – yakni meninggalkan tempat itu, sampai saya datang padamu nanti.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat dalam malam yang kelam itu sampai tertutup dari pandangan. Kemudian saya mendengar suara yang keras sekali, lalu saya merasa takut barangkali ada seseorang yang hendak berbuat jahat pada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Saya ingin hendak mendatanginya, tetapi saya ingat akan sabdanya: “Janganlah engkau meninggalkan tempat ini sampai saya datang padamu.” Oleh karena itu saya tidak meninggalkan tempat itu sehingga beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang padaku. Kemudian saya berkata: “Saya telah mendengar suatu suara yang saya merasa ketakutan padanya,” lalu saya ingatkan bunyi suara itu pada beliau. Selanjutnya beliau bersabda: “Adakah engkau mendengarnya?” Saya menjawab: “Ya.” Beliau lalu bersabda: “Itu tadi adalah suara Jibril yang datang padaku, lalu ia berkata: “Barangsiapa yang meninggal dunia dari ummatmu, yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia akan masuk syurga.” Saya bertanya: “Sekalipun ia berzina dan sekalipun ia mencuri?” Beliau menjawab: “Sekalipun ia berzina dan sekalipun ia mencuri.” (Muttafaq ‘alaih)           

وعن أبي هريرة رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لو كان لي مثل أحد ذهبا لسرني أن لا تمر علي ثلاث ليال وعندي منه شيء إلا شيء أرصده لدين متفق عليه وعنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم انظروا إلى من هو أسفل منكم ولا تنظروا إلى من فوقكم فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم متفق عليه وهذا لفظ مسلم وفي رواية البخاري إذا نظر أحدكم إلى من فضل عليه في المال والخلق فلينظر إلى من هو أسفل منه

           Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu , dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sabdanya: “Andaikata saya memiliki emas sebanyak gunung Uhud, niscaya saya tidak senang kalau berjalan sampai lebih dari tiga hari, sedangkan disisiku masih ada emas itu sekalipun sedikit,kecuali kalau yang sedikit tadi saya sediakan untuk memenuhi hutang – yang menjadi tanggunganku. (Muttafaq ‘alaih)         

وعنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال تعس عبد الدينار والدرهم والقطيفة والخميصة إن أعطي رضي وإن لم يعط لم يرض رواه البخاري

           

           Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu pula dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sabdanya: “Binasalah – yakni celakalah – orang yang menjadi hambanya dinar – emas – dan dirham – perak, Kain beludru sutera serta pakaian. Jikalau ia diberi itu relalah hatinya dan jikalau tidak diberi, maka tidaklah rela (Riwayat Bukhari)           

وعنه رضي الله عنه قال لقد رأيت سبعين من أهل الصفة ما منهم رجل عليه رداء إما إزار وإما كساء قد ربطوا في أعناقهم فمنها ما يبلغ نصف الساقين ومنها ما يبلغ الكعبين فيجمعه بيده كراهية أن ترى عورته رواه البخاري

          D ari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu pula katanya: “Saya benar-benar telah melihat tujuh puluh orang dari ahlus-shuffah – orang-orang Islam yang fakir-miskin, [48] tidak seorangpun dari mereka yang mengenakan selendang, ada kalanya bersarung dan ada kalanya berbaju. Mereka mengikatkan pada lehernya masing-masing. Di antaranya ada pakaiannya itu hanya sampai pada setengah dari kedua betisnya dan di antaranya ada pula yang sampai di kedua mata kakinya, lalu dikumpulkannyalah dengan tangannya karena tidak suka terlihat auratnya.” (Riwayat Bukhari)         

وعنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الدنيا سجن المؤمن وجنة الكافر رواه مسلم

           Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu pula, katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Dunia ini adalah penjara bagi orang mu’min (kalau dibandingkan dengan kenikmatan yang disediakan di syurga pent ) dan syurga bagi orang kafir (Jika dibandingkan dengan  siksa di neraka)” (Riwayat Muslim)           

وعن ابن عمر رضي الله عنهما قال أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم بمنكبي فقال كن في الدنيا كأنك غريب أو عابر سبيل وكان ابن عمر رضي الله عنهما يقول إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء وخذ من صحتك لمرضك ومن حياتك لموتك رواه البخاري قالوا في شرح هذا الحديث معناه لا تركن إلى الدنيا ولا تتخذها وطنا ولا تحدث نفسك بطول البقاء فيها ولا بالاعتناء بها ولا تتعلق منها إلا بما يتعلق به الغريب في غير وطنه ولا تشتغل فيها بما لا يشتغل به الغريب الذي يريد الذهاب إلى أهله وبالله التوفيق

           Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma.katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menepuk kedua belikatku, lalu bersabda:“Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah engkau orang asing atau sebagai orang yang menyeberangi jalan “Ibnu Umar berkata: “Jikalau engkau di waktu sore, maka janganlah menantikan waktu pagi dan jikalau engkau di waktu pagi, maka janganlah menantikan waktu sore – untuk beramal baik itu, ambillah kesempatan sewaktu engkau sihat untuk masa sakitmu, sewaktu engkau masih hidup untuk masa matimu.” (Riwayat Bukhari) Para alim-ulama mengatakan dalam syarahnya Hadis ini: “Arti-nya ialah: Janganlah engkau terlampau cinta pada dunia, jangan pula dunia itu dianggap sebagai tanahair, juga janganlah engkau mengucapkan dalam hatimu sendiri bahwa engkau akan lama kekalmu di dunia itu. Selain itu janganlah pula amat besar perhatianmu padanya, jangan tergantung padanya, sebagaimana orang yang bukan di negerinya tidak akan menggantungkan diri pada negeri orang yakni yang bukan tanahairnya sendiri. Juga janganlah bekerja di dunia itu, sebagaimana orang yang bukan di negerinya tidak akan berbuat sesuatu di negeri orang tadi – yakni yang diperbuat hendaklah yang baik-baik saja supaya meninggalkan nama harum di negeri orang, karena pasti ingin kembali ke tempat keluarganya semula. Wa billahit taufiq.           

وعن أبي العباس سهل بن سعد الساعدي رضي الله عنه قال جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال يا رسول الله دلني على عمل إذا عملته أحبني الله وأحبني الناس فقال ازهد في الدنيا يحبك الله وازهد فيما عند الناس يحبك الناس حديث حسن رواه ابن ماجه وغيره بأسانيد حسنة

           Dari Abu Abbas, yaitu Sahal bin Sa’ad as-Sa’idi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , katanya: “Ada seorang lelaki datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu berkata: “Ya Rasulullah, tunjukkanlah padaku sesuatu amalan yang apabila amalan itu saya lakukan, maka saya akan dicintai oleh Allah dan juga dicintai oleh seluruh manusia.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berzuhudlah di dunia, tentu engkau dicintai oleh Allah dan berzuhudlah dari apa yang dimiliki oleh para manusia, tentu engkau akan dicintai oleh para manusia.” Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lain-lainnya dengan isnad-isnad yang baik.      

وعن النعمان بن بشير رضي الله عنهما قال ذكر عمر بن الخطاب رضي الله عنه ما أصاب الناس من الدنيا فقال لقد رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يظل اليوم يلتوي ما يجد من الدقل ما يملأ به بطنه رواه مسلم الدقل بفتح الدال المهملة والقاف ردئ التمر

           Dari an-Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Umar bin Alkhaththab Radhiyallahu ‘anhu menyebut-nyebutkan apa yang telah didapatkan oleh orang banyak dari hal dunia, lalu katanya: “Sungguh saya melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkerut pada hari ini, beliau tidak mendapatkan kurma yang bermutu rendahpun untuk mengisi perutnya.” (Riwayat Muslim)         

وعن عائشة رضي الله عنها قالت توفي رسول الله صلى الله عليه وسلم وما في بيتي من شيء يأكله ذو كبد إلا شطر شعير في رف لي فأكلت منه حتى طال علي فكلته ففني متفق عليه شطر شعير أي شيء من شعير كذا فسره الترمذي

           ari Aisyah Radhiyallahu ‘anha , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, sedang di rumahku tidak ada sesuatu apapun yang dapat dimakan oleh seseorang yang berhati – maksudnya oleh manusia yang hidup, melainkan sedikit gandum yang ada di rakku. Kemudian saya makan daripadanya sampai lama halku sedemikian itu, kemudian saya takarlah itu lalu habislah.” (Muttafaq ‘alaih)         

وعن عمر بن الحارث أخي جويرية بنت الحارث أم المؤمنين رضي الله عنهما قال ما ترك رسول الله صلى الله عليه وسلم عند موته دينارا ولا درهما ولا عبدا ولا أمة ولا شيئا إلا بغلته البيضاء التي كان يركبها وسلاحه وأرضا جعلها لابن السبيل صدقة رواه البخاري

           Dari ‘Amr bin al-Harits, yaitu saudaranya Juwairiyah binti al-Harits Ummul mu’minin radhiallahu’anhuma-jadi isterinya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak meninggalkan dirham, tidak pula dinar, hambasahaya lelaki ataupun perempuan, atau apapun juga ketika wafatnya, melainkan hanyalah keledai putihnya yang dahulu dinaikinya, juga senjatanya, serta sebidang tanah yang dijadikan sebagai sedekah kepada ibnussabil – orang yang dalam perjalanan.” (Riwayat Bukhari)         

وعن خباب بن الأرت رضي الله عنه قال هاجرنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم نلتمس وجه الله تعالى فوقع أجرنا على الله فمنا من مات ولم يأكل من أجره شيئا منهم مصعب بن عمير رضي الله عنه قتل يوم أحد وترك نمرة فكنا إذا غطينا بها رأسه بدت رجلاه وإذا غطينا بها رجليه بدا رأسه فأمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أن نغطي رأسه ونجعل على رجليه شيئا من الإذخر ومنا من أينعت له ثمرته فهو يهدبها متفق عليه النمرة كساء ملون من صوف وقوله أينعت أي نضجت وأدركت وقوله يهدبها هو بفتح الباء وضم الدال وكسرها لغتان أي يقطفها ويجتنيها وهذه استعارة لما فتح الله تعالى عليهم من الدنيا وتمكنوا فيها

           ari Khabab bin al-Aratti Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Kita semua berhijrah bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mencari keridhaan Allah Ta’ala, maka jatuhlah pahala kita itu atas Allah Ta’ala. Lalu di antara kita ada yang mati dan tidak pernah memperoleh sesuatupun dari pahalanya itu – tetaptah – yakni tidak pernah sampai memperoleh harta rampasan. Di antara mereka itu ialah Mus’ab bin Umair Radhiyallahu ‘anhu yang dibunuh pada hari perang Uhud dan meninggalkan selembar baju lurik – seperti singa. Apabila bajunya itu kita tutupkan pada kepalanya, maka tampaklah kedua kakinya, dan apabila kita tutupkan pada kedua kakinya, maka tampak kepalanya. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kita, supaya kita tutupkan saja pada kepalanya, sedang di kedua kakinya kita letakkan saja sedikit tumbuh- tumbuhan idzkhir – semacam tumbuh-tumbuhan harum baunya. Di antara kita lagi ada yang sudah masak buahnya, maka dapatlah ia memetik hasilnya itu – maksudnya dapat menjadi baik nasibnya karena kaum Muslimin mendapatkan kejayaan di mana-mana (Muttafaq ‘alaih)         

وعن سهل بن سعد الساعدي رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لو كانت الدنيا تعدل عند الله جناح بعوضة ما سقى كافرا منها شربة ماء رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح

           Dari Sahal bin Sa’ad as-Sa’idi Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Andaikata dunia ini di sisi Allah dianggap menyamai – nilainya – dengan selembar sayap nyamuk, niscayalah Allah tidak akan memberi minum seteguk airpun kepada orang kafir daripadanya.”

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih.           

وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول ألا إن الدنيا ملعونة ملعون ما فيها إلا ذكر الله تعالى وما والاه وعالما ومتعلما رواه الترمذي وقال حديث حسن

           Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Ingatlah, sesungguhnya dunia itu dilaknat, dilaknat pula segala sesuatu yang ada di dalamnya, melainkan berzikir kepada Allah dan apa-apa yang menyamainya, juga orang yang alim serta orang yang menuntut ilmu.”Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.           

وعن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا تتخذوا الضيعة فترغبوا في الدنيا رواه الترمذي وقال حديث حسن

           Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Janganlah engkau semua terlampau cinta dalam mencari sesuatu untuk kehidupan, sebab dengan terlampau mencintainya itu, maka engkau semua akan mencintai pula keduniaan.”Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.           

وعن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما قال مر علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم ونحن نعالج خصا لنا فقال ما هذا فقلنا قد وهي فنحن نصلحه فقال ما أرى الأمر إلا أعجل من ذلك رواه أبو داود والترمذي بإسناد البخاري ومسلم وقال الترمذي حديث حسن صحيح

           ari Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melalui kita dan kita saat itu sedang mengerjakan perbaikan rumah, lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apa ini?” Kita menjawab: “Rumah ini telah lemah – rusak, maka itu kita memperbaikinya.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Saya tidak mengerti akan perkara ajal, melainkan akan lebih cepat datangnya dari selesainya perbaikan ini.”Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dengan isnadnya Imam-imam Bukhari dan Muslim dan Imam Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.           

وعن كعب بن عياض رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول إن لكل أمة فتنة فتنة أمتي المال رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح

Dari Ka’ab bin ‘lyadh Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Sesungguhnya setiap ummat itu ada fitnahnya dan fitnah ummatku ialah harta.” Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

وعن أبي عمرو ويقال أبو عبد الله ويقال أبو ليلى عثمان بن عفان رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال ليس لابن آدم حق في سوى هذه الخصال بيت يسكنه وثوب يواري عورته وجلف الخبز

          

والماء رواه الترمذي وقال حديث صحيح قال الترمذي سمعت أبا داود سليمان بن سالم البلخي يقول سمعت النضر بن شميل يقول الجلف الخبز ليس معه إدام وقال غيره هو غليظ الخبز وقال الراوي المراد به هنا وعاء الخبز كالجوالق والخرج والله أعلم

 Dari Abu ‘Amr, ada yang mengatakan Abu Abdillah, ada pula yang mengatakan Abu Laila yaitu Usman bin Affan Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Tidak ada hak apapun bagi anak Adam – yakni manusia – selain dari perkara-perkara ini, yaitu rumah yang menjadi tempat kediamannya, pakaian yang digunakan untuk menutupi auratnya dan roti tawar – tanpa lauk – beserta air.”Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.   Imam Termidzi berkata: “Saya mendengar Abu Dawud yaitu Sulaiman bin Aslam al-Balkhi berkata: “Saya mendengar an-Nadhr bin Syumail, katanya: Aljilfu itu ialah roti tanpa lauk.” Lainnya lagi berkata: “Yaitu roti yang kasar,” sedang Alharawi berkata: “Yang dimaksudkan di sini ialah wadah roti seperti juwatik dan khurj.” Wallahu a’lam.           

وعن عبد الله بن الشخير بكسر الشين والخاء المشددة المعجمتين رضي الله عنه أنه قال أتيت النبي صلى الله عليه وسلم وهو يقرأ ” ألهاكم التكاثر ” قال يقول ابن آدم مالي مالي وهل لك يا ابن آدم من مالك إلا ما أكلت فأفنيت أو لبست فأبليت أو تصدقت فأمضيت رواه مسلم

           Dari Abdullah bin as-Sikhkhir – dengan kasrahnya sin dan kha’ yang disyaddahkan serta mu’jamah keduanya Shallallahu ‘alaihi wa sallam , bahwasanya ia berkata: “Saya datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang membaca ayat – yang artinya: “Engkau semua dilalaikan oleh perlombaan memperbanyak kekayaan.” Lalu beliau bersabda: “Anak Adam itu berkata: “Hartaku, hartaku! Padahal harta yang benar-benar menjadi milikmu itu, hai anak Adam, ialah apa-apa yang engkau makan lalu engkau habiskan, apa- apa yang engkau pakai, lalu engkau rusakkan atau apa-apa yang engkau sedekahkan lalu engkau lampaukan – dengan tetap adanya pahala.” (Riwayat Muslim)         

وعن عبد الله بن مغفل رضي الله عنه قال قال رجل للنبي ص يارسول الله والله إني لأحبك فقال انظر ماذا تقول قال والله إني لأحبك ثلاث مرات فقال إن كنت تحبني فأعد للفقر تجفافا فإن الفقر أسرع إلى من يحبني من السيل إلى منتهاه رواه الترمذي وقال حديث حسن التجفاف بكسر التاء المثناة فوق وإسكان الجيم وبالفاء المكررة وهو شيء يلبسه الفرس ليتقى به الأذى وقد يلبسه الإنسان

           Dari Abdullah bin Mughaffal Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Ada seorang lelaki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Ya Rasulullah, demi Allah, sesungguhnya saya ini niscaya cinta kepada Tuan.” Beliau lalu bersabda: “Lihatlah baik-baik apa yang engkau ucapkan itu.”Orang itu berkata lagi: “Demi Allah, sesungguhnya saya ini niscayalah cinta kepada Tuan.” Dia berkata demikian sampai tiga kali. Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jikalau engkau mencintai saya, maka sediakanlah sebuah baju tijfaf untuk menempuh kefakiran, sebab sesungguhnya kefakiran itu lebih cepat mengenai orang yang mencintai saya daripada cepatnya air banjir sampai di tempat penghabisannya.”Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.Attijfaf dengan kasrahnya ta’ mutsannat dan sukunnya jim dan dengan fa’ yang dirangkapkan yaitu sesuatu yang dikenakan pada kuda untuk menjaga dirinya dari bahaya – senjata dan lain-lain, dan kadang-kadang pakaian sedemikian itu juga dikenakan oleh manusia.           

وعن كعب بن مالك رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ماذئبان جائعان أرسلا في غنم بأفسد لها من حرص المرء على المال والشرف لدينه رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح

           Dari Ka’ab bin Malik Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Tidaklah dua ekor serigala yang lapar yang dikirimkan ke tempat kambing itu lebih berbahaya padanya daripada tamaknya seseorang itu pada harta dan kemegahan dalam membahayakan agamanya,”Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.           

وعن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال نام رسول الله صلى الله عليه وسلم على حصير فقام وقد أثر في جنبه قلنا يا رسول اله لو اتخذنا لك وطاء فقال مالي وللدنيا ما أنا في الدنيا إلا كراكب استظل تحت شجرة ثم راح وتركها رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح

           Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur di atas selembar tikar, lalu bangun sedang di lambungnya tampak bekas tikar itu. Kami berkata: “Ya Rasulullah, alangkah baiknya kalau kita ambilkan saja sebuah kasur untuk Tuan.” Beliau bersabda: “Apakah untukku ini dan apa pula untuk dunia -maksudnya: bagaimana saya akan senang pada dunia ini. Saya di dunia ini tidaklah lain kecuali seperti seorang yang mengendarai kenderaan yang bernaung di bawah pohon, kemudian tentu akan pergi dan meninggalkan pohon itu.”Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.           

وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يدخل الفقراء الجنة قبل الأغنياء بخمسمائة عام رواه الترمذي وقال حديث صحيح

           Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Orang-orang fakir itu akan masuk syurga sebelum orang-orang kaya dengan selisih waktu lima ratus tahun.” Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.           

وعن ابن عباس وعمران بن الحصين رضي الله عنهم عن النبي صلى الله عليه وسلم قال آطلعت في الجنة فرأيت أكثر أهلها الفقراء واطلعت في النار فرأيت أكثر أهلها النساء متفق عليه من رواية ابن عباس ورواه البخاري أيضا من رواية عمران بن الحصين

           Dari Ibnu Abbas dan Imran bin Hushain radhiallahu ‘anhum dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sabdanya:“Saya telah menjenguk dalam syurga, maka saya melihat bahwa sebagian banyak penghuninya adatah kaum fakir dan saya juga telah menjenguk dalam neraka, maka saya melihat bahwa sebagian banyak penghuninya adalah para wanita.”Muttafaq ‘alaih dari riwayat Ibnu Abbas. Imam Bukhari meriwayatkan pula dari riwayatnya Imran bin Hushain.           

وعن أسامة بن زيد رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال قمت على باب الجنة فكان عامة من دخلها المساكين وأصحاب الجد محبوسون غير أن أصحاب النار قد أمر بهم إلى النار متفق عليه و الجد الحظ والغنى وقد سبق بيان هذا الحديث في باب فضل الضعفة

           Dari Usamah bin Zaid, radhiallahu ‘anhuma dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdanya:“Saya berdiri di pintu syurga, maka sebagian besar orang yang memasukinya itu ialah orang- orang miskin, sedang orang-orang yang kaya – berharta – semua ditahan dulu, hanya saja orang-orang yang menjadi ahli neraka telah diperintah untuk dimasukkan dalam neraka seluruhnya.” (Muttafaq ‘alaih)Aljaddu ialah bagian harta dan kekayaan, Hadis ini telah lalu keterangannya dalam bab: Keutamaan kaum lemah.           

وعن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال أصدق كلمة قالها شاعر كلمة لبيد متفق عليه

           Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sabdanya: “Setepat-tepatnya kalimat yang diucapkan oleh seseorang syair ialah ucapan Labid – yang artinya: “Ingatlah, semua benda yang selain Allah adalah batil – atau rusak dan tidak kekal.” (Muttafaq ‘alaih)Lanjutan dari sya’ir di atas ialah: ”Dan setiap kenikmatan itu pasti akan hilang yakni tidak kekal.”     

Abu Amina Aljawiy

Mahad Annashihah Cepu

Kumpulan Ringkasan Hadits: Ikhlas Dan Menghadhirkan Niat Dalam Segala Perbuatan, Perkataan Dan Yang Nyata Maupun Yang Tersembunyi رياض الصالحين من كلام سيد المرسلين

Posted by Admin Ma'had Annashihah Cepu pada Maret 9, 2013

بسم اللَّه الرحمن الرحيم

 باب الإخلاص وإحضار النية في جميع الأعمال والأقوال والأحوال البارزة والخفية

Bab Ikhlas Dan Menghadhirkan Niat Dalam Segala Perbuatan, Perkataan Dan Yang  Nyata Maupun Yang Tersembunyi

قَالَ اللَّه تعالى (البينة 5): {وما أمروا إلا ليعبدوا اللَّه مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصلاة ويؤتوا الزكاة وذلك دين القيمة}.

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus( Albayinah 5)

وقَالَ تعالى (الحج 37): {لن ينال اللَّه لحومها ولا دماؤها ولكن يناله التقوى مِنْكم}.

Daging-daging kurban dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan darimu yang dapat mencapainya(AlHajj 37).

وقَالَ تعالى (آل عمران 29): {قل إن تخفوا ما في صدوركم أو تبدوه يعلمه اللَّه}.

Katakanlah: “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui”(Ali Imron 29) 

1 – وعَنْ أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب بن نفيل بن عبد العزى بن رياح بن عبد

اللَّه بن قرط بن رزاح بن عدي بن كعب بن لؤي بن غالب القرشي العدوي رَضيَ اللَّه عَنْهُ قَالَ سمعت رسول اللَّه صلى اللَّه عليه وسلم يقول: <إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى. فمَنْ كانت هجرته إِلَى اللَّه ورسوله فهجرته إِلَى اللَّه ورسوله، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إِلَى ما هاجر إليه> متفق عَلَى صحته. رواه إماما المحدثين: أبو عبد اللَّه محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبه الجعفي البخاري، وأبو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري رَضيَ اللَّه عَنْهما في كتابيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة.

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab bin Nufail bin Abdul ‘Uzza bin Riah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin ‘Adi bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib al-Qurasyi al-’Adawi radhiyallahu ‘anhu  berkata: 

 “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.

[Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di antara semua kitab hadits. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907]

2 – وعَنْ أم المؤمنين أم عبد اللَّه عائشة رَضيَ اللَّه عَنْها قَالَت قَالَ رَسُول اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّم: <يغزو جيش الكعبة فإذا كانوا ببيداء مِنْ الأرض يخسف بأولهم وآخرهم> قَالَت قلت: يا رَسُول اللّهِ كيف يخسف بأولهم وآخرهم وفيهم أسواقهم ومن ليس مِنْهم؟ قَالَ: <يخسف بأولهم وآخرهم ثم يبعثون عَلَى نياتهم> مُتّفَقٌ عَلَيْهِ. هذا لفظ البخاري.

Dari Ummul Mukminin Ummu Abdillah Aisyah Rodhiallohuanha  ia berkata : Rasulullah Sholollohualaihi Wassalam Pernah Bersabda : “Nanti akan ada sekelompok pasukan yang akan menyerang Ka’bah, Kemudian  ketika mereka sampai di suatu tanah lapang,  mereka semua dibinasakan dari muka sampai yang paling belakang. Aisyah Berkata:aku bertanya  ”Wahai Rasulullah, bagaimana mereka dibinasakan semua  dari barisan  depan sampai yang paling belakang, padahal di di tengah tengah mereka ada pasar pasar mereka, dan orang -orang yang bukan dari golongan mereka?” Beliau menjawab : “Mereka dibinasakan semua dari depan sampai yang paling belakang, kemudian mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat masing-masing dari mereka.” (Mutafaqun Alaih dan Lafazh tersebut nilik Al-Bukhariy)

 3 – وعَنْ عائشة رَضيَ اللَّه عَنْها قَالَت قَالَ النبي صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّم: <لا هجرة بعد الفتح ولكن جهاد ونية، وإذا استنفرتم فانفروا> مُتّفَقٌ عَلَيْهِ.

ومعناه: لا هجرة مِنْ مكة لأنها صارت دار إسلام

Dari Aisyah Rodhiallohu anha ,ia berkata : “Tidak ada hijrah lagi setelah ditaklukanya  kota Makkah, tetapi yang tetap  ada adalah jihad  dan niat. Dan  jika kalian dipanggil untuk berperang, maka berangkatlah !” (Muttafaqun Alaih) Artinya:Tidak ada hijrah dari makkah karena ia sudah menjadi darul Islam atau negeri Islam.

 4 – وعَنْ أبي عبد اللَّه جابر بن عبد اللَّه الأنصاري رَضيَ اللَّه عَنْهُما قَالَ: كنا مع النبي صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّم في غزاة فقَالَ: <إن بالمدينة لرجالا ما سرتم مسيرا ولا قطعتم واديا إلا كانوا معكم حبسهم المرض.

وفي رواية: ألا شركوكم في الأجر> رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

ورَوَاهُ الْبُخَارِيُّ عَنْ أنس قَالَ: <رجعنا مِنْ غزوة تبوك مع النبي صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّم فقَالَ: <إن أقواما خلفنا بالمدينة ما سلكنا شعبا ولا واديا ألا وهم معنا، حبسهم العذر>

          Dari Abu Abdillah yaitu Jabir bin Abdullah al-Anshari radhiallahu’anhuma, berkata: Kita berada beserta Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu peperangan – yaitu perang Tabuk – kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:”Sesungguhnya di Madinah itu ada beberapa orang lelaki yang engkau semua tidak menempuh suatu perjalanan dan tidak pula menyeberangi suatu lembah, melainkan orang- orang tadi ada besertamu – yakni sama-sama memperoleh pahala – mereka itu terhalang oleh sakit – maksudnya andaikata tidak sakit pasti ikut berperang.”

Dalam suatu riwayat dijelaskan: “Melainkan mereka – yang tertinggal itu – berserikat denganmu dalam hal pahalanya.” (Riwayat Muslim)

Hadis sebagaimana di atas, juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Anas Radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Kita kembali dari perang Tabuk beserta Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu beliau bersabda:

“Sesungguhnya ada beberapa kaum yang kita tinggalkan di Madinah, tiada menempuh kita sekalian akan sesuatu lereng ataupun lembah,  melainkan mereka itu bersama-sama dengan kita jua -jadi memperoleh pahala seperti yang berangkat untuk berperang itu – mereka itu terhalang oleh sesuatu keuzuran.”        

5 – وعَنْ أبي يزيد معن بن يزيد بن الأخنس رَضيَ اللَّه عَنْهُم، وهو وأبوه وجده صحابيون، قَالَ: كان أبي يزيد أخرج دنانير يتصدق بها فوضعها عند رجل في المسجد فجئت فأخذتها فأتيته بها فقَالَ: واللَّه ما إياك أردت! فخاصمته إِلَى رَسُول اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّم فقَالَ: <لك ما نويت يا يزيد ولك ما أخذت يا معن> رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.

           Dari Abu Yazid yaitu Ma’an bin Yazid bin Akhnas radhiallahu ‘anhum. Ia, ayahnya dan neneknya adalah termasuk golongan sahabat semua. Kata saya: “Ayahku, yaitu Yazid mengeluarkan beberapa dinar yang dengannya ia bersedekah, lalu dinar-dinar itu ia letakkan di sisi seseorang di dalam masjid.Saya – yakni Ma’an anak Yazid – datang untuk mengambilnya, kemudian saya menemui ayahku dengan dinar-dinar tadi. Ayah berkata: “Demi Allah, bukan engkau yang kukehendaki – untuk diberi sedekah itu.”Selanjutnya hal itu saya adukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu beliau bersabda:”Bagimu adalah apa yang engkau niatkan hai Yazid ュ yakni bahwa engkau telah memperoleh pahala sesuai dengan niat sedekahmu itu – sedang bagimu adalah apa yang engkau ambil, hai Ma’an – yakni bahwa engkau boleh terus memiliki dinar-dinar tersebut, kerana juga sudah diizinkan oleh orang yang ada di masjid, yang dimaksudkan oleh Yazid tadi.” (Riwayat Bukhari)           

6 – وعَنْ أبي إسحاق سعد بن أبي وقاص مالك بن أهيب بن عبد مناف بن زهرة بن كلاب بن مرة بن كعب بن لؤي القرشي الزهري رَضيَ اللَّه عَنْهُ أحد العشرة المشهود لهم بالجنة رَضيَ اللَّه عَنْهُم قَالَ: جاءني رَسُول اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّم يعودني عام حجة الوداع مِنْ وجع اشتد بي فقلت: يا رَسُول اللّهِ إني قد بلغ بي مِنْ الوجع ما ترى وأنا ذو مال ولا يرثني إلا ابنة لي أفأتصدق بثلثي مالي؟ قَالَ <لا> قلت: فالشطر يا رَسُول اللّهِ؟ فقَالَ <لا> قَالَ: فالثلث يا رَسُول اللّهِ؟ قَالَ: <الثلث والثلث كثير أو كبير، إنك أن تذر ورثتك أغنياء خير مِنْ أن تذرهم عالة يتكففون الناس؛ وإنك لن تنفق نفقة تبتغي بها وجه اللَّه إلا أجرت عليها حتى ما تجعل في في امرأتك> قَالَ فقلت: يا رَسُول اللّهِ أخلف بعد أصحابي؟ قَالَ: <إنك لن تخلف فتعمل عملا تبتغي به وجه اللَّه إلا ازددت به درجة ورفعة، ولعلك أن تخلف حتى ينتفع بك أقوام ويضر بك آخرون، اللَّهم أمض لأصحابي هجرتهم ولا تردهم عَلَى أعقابهم، لكن البائس سعد بن خولة!> يرثي له رَسُول اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّم أن مات بمكة. مُتّفَقٌ عَلَيْهِ.

           Dari Abu Ishak, yakni Sa’ad bin Abu Waqqash, yakni Malik bin Uhaib bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai al-Qurasyi az-Zuhri Radhiyallahu ‘anhu , yaitu salah satu dari sepuluh orang yang diberi kesaksian akan memperoleh syurga radhiallahu ‘anhum, katanya:Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang padaku untuk menjengukku pada tahun haji wada’ – yakni haji Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terakhir dan sebagai haji pamitan – kerana kesakitan yang menimpa diriku, lalu saya berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya saja kesakitanku ini telah mencapai sebagaimana keadaan yang Tuan ketahui, sedang saya adalah seorang yang berharta dan tiada yang mewarisi hartaku itu melainkan seorang puteriku saja. Maka itu apakah dibenarkan sekiranya saya bersedekah dengan dua pertiga hartaku?” Beliau menjawab: “Tidak dibenarkan.” Saya berkata pula: “Separuh hartaku ya Rasulullah?” Beliau bersabda: “Tidak dibenarkan juga.” Saya berkata lagi: “Sepertiga, bagaimana ya Rasulullah?” Beliau lalu bersabda: “Ya, sepertiga boleh dan sepertiga itu sudah banyak atau sudah besar jumlahnya. Sesungguhnya jikalau engkau meninggalkan para ahli warismu dalam keadaan kaya-kaya, maka itu adalah lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin meminta-minta pada orang banyak. Sesungguhnya tiada sesuatu nafkah yang engkau berikan dengan niat untuk mendapatkan keridhaan Allah, melainkan engkau pasti akan diberi pahalanya, sekalipun sesuatu yang engkau berikan untuk makanan isterimu.”Abu Ishak meneruskan uraiannya: Saya berkata lagi: “Apakah saya ditinggalkan – di Makkah – setelah kepulangan sahabat-sahabatku itu?” Beliau menjawab: “Sesungguhnya engkau itu tiada ditinggalkan, kemudian engkau melakukan suatu amalan yang engkau maksudkan untuk mendapatkan keridhaan Allah, melainkan engkau malahan bertambah derajat dan keluhurannya. Barangkali sekalipun engkau ditinggalkan – kerana usia masih panjang lagi -, tetapi nantinya akan ada beberapa kaum yang dapat memperoleh kemanfaatan dari hidupmu itu – yakni sesama kaum Muslimin, baik manfaat duniawiyah atau ukhrawiyah – dan akan ada kaum lain-lainnya yang memperoleh bahaya dengan sebab masih hidupmu tadi – yakni kaum kafir, sebab menurut riwayat Abu Ishak ini tetap hidup sampai dibebaskannya Irak dan lain-lainnya, lalu diangkat sebagai gubernur di situ dan menjalankan hak dan keadilan.

Ya Allah, sempurnakanlah pahala untuk sahabat-sahabatku dalam hijrah mereka itu dan janganlah engkau balikkan mereka pada tumit-tumitnya – yakni menjadi murtad kembali sepeninggalnya nanti.

Tetapi yang miskin – rugi – itu ialah Sa’ad bin Khaulah.”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa sangat kasihan padanya sebab matinya di Makkah. (Muttafaq ‘alaih)           

7 – وعَنْ أبي هُرَيْرَةَ عبد الرحمن بن صخر رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: <إن اللَّه تعالى لا ينظر إِلَى أجسامكم ولا إِلَى صوركم، ولكن ينظر إِلَى قلوبكم> رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

           Dari Abu Hurairah, yaitu Abdur Rahman bin Shakhr Shallallahu ‘alaihi wa sallam , katanya: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:”Sesungguhnya Allah Ta’ala itu tidak melihat kepada tubuh-tubuhmu, tidak pula kepada bentuk rupamu, tetapi Dia melihat kepada hati-hatimu sekalian( Yang Lebih Sempurna Hadits Dalam Riwayat Lain Alloh Melihat Hati dan Amalmu).” (Riwayat Muslim)           

8 – وعَنْ أبي موسى عبد اللَّه بن قيس الأشعري رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال: سئل رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم عَنْ الرجل يقاتل شجاعة ويقاتل حمية ويقاتل رياء أي ذلك في سبيل اللَّه؟ فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: <من قاتل لتكون كلمة اللَّه هي العليا فهو في سبيل اللَّه> مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ.

           Dari Abu Musa, yakni Abdullah bin Qais al-Asy’ari Shallallahu ‘alaihi wa sallam , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya perihal seseorang yang berperang dengan tujuan menunjukkan keberanian, ada lagi yang berperang dengan tujuan kesombongan – ada yang artinya kebencian – ada pula yang berperang dengan tujuan pameran – menunjukkan pada orang-orang lain kerana ingin berpamer. Manakah di antara semua itu yang termasuk dalam jihad fi-sabilillah?Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:”Barangsiapa yang berperang dengan tujuan agar kalimat Allah – Agama Islam – itulah yang luhur, maka ia disebut jihad fi-sabilillah.” (Muttafaq ‘alaih)           

9 – وعَنْ أبي بكرة نفيع بن الحارث الثقفي رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال:

<إذا التقى المسلمان بسيفيهما فالقاتل والمقتول في النار> قلت: يا رَسُول اللَّهِ هذا القاتل فما بال المقتول؟ قال: <إنه كان حريصا عَلَى قتل صاحبه> مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ.

           Dari Abu Bakrah, yakni Nufai’ bin Haris as-Tsaqafi رضي الله عنه bahwasanya Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda:”Apabila dua orang Muslim berhadap-hadapan dengan membawa masing-masing pedangnya – dengan maksud ingin berbunuh-bunuhan – maka yang membunuh dan yang terbunuh itu semua masuk di dalam neraka.”Saya bertanya: “Ini yang membunuh – patut masuk neraka -tetapi bagaimanakah halnya orang yang terbunuh – yakni mengapa ia masuk neraka pula?”

Rasulullah صلی الله عليه وسلم menjawab:

“Kerana sesungguhnya orang yang terbunuh itu juga ingin sekali hendak membunuh kawannya.” (Muttafaq ‘alaih)           

10 – وعَنْ أبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : <صلاة الرجل في جماعة تزيد عَلَى صلاته في سوقه وبيته بضعا وعشرين درجة؛ وذلك أن أحدهم إذا توضأ فأحسن الوضوء ثم أتى المسجد لا يريد إلا الصلاة، لا ينهزه إلا الصلاة، لم يخط خطوة إلا رفع بها درجة وخط عَنْه بها خطيئة حتى يدخل المسجد، فإذا دخل المسجد كان في الصلاة ما كانت الصلاة هي تحبسه، والملائكة يصلون عَلَى أحد كم ما دام في مجلسه الذي صلى فيه يقولون: اللَّهم ارحمه، اللَّهم اغفر له، اللَّهم تب عليه، ما لم يؤذ فيه ما لم يحدث فيه> مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ. هذا لفظ مسلم.

وقوله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: <ينهزه> هو بفتح الياء والهاء وبالزاي: أي يخرجه وينهضه.

           Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:”Shalatnya seseorang lelaki dengan berjamaah itu melebihi shalatnya di pasar atau rumahnya – secara sendirian atau munfarid – dengan duapuluh lebih – tiga sampai sembilan tingkat derajatnya. Yang sedemikian itu ialah kerana apabila seseorang itu berwudhu’ dan memperbaguskan cara wudhu’nya, kemudian mendatangi masjid, tidak menghendaki ke masjid itu melainkan hendak bersembahyang, tidak pula ada yang menggerakkan kepergiannya ke masjid itu kecuali hendak shalat, maka tidaklah ia melangkahkan kakinya selangkah kecuali ia dinaikkan tingkatnya sederajat dan kerana itu pula dileburlah satu kesalahan daripadanya – yakni tiap selangkah tadi – sehingga ia masuk masjid.Apabila ia telah masuk ke dalam masjid, maka ia memperoleh pahala seperti dalam keadaan shalat, selama memang shalat itu yang menyebabkan ia bertahan di dalam masjid tadi, juga para malaikat mendoakan untuk mendapatkan kerahmatan Tuhan pada seseorang dari engkau semua, selama masih berada di tempat yang ia bersembahyang disitu. Para malaikat itu berkata: “Ya Allah, kasihanilah orang ini; wahai Allah, ampunilah ia; ya Allah, terimalah taubatnya.” Hal sedemikian ini selama orang tersebut tidak berbuat buruk -yakni berkata-kata soal keduniaan, mengumpat orang lain, memukul dan lain-lain – dan juga selama ia tidak berhadas – yakni tidak batal wudhu’nya.

Muttafaq ‘alaih. Dan yang tersebut di atas adalah menurut lafaznya Imam Muslim.

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : Yanhazu dengan fathahnya ya’ dan ha’ serta dengan menggunakan zai, artinya: mengeluarkannya dan menggerakkannya.           

11 – وعَنْ أبي العباس عبد اللَّه بن عباس بن عبد المطلب رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فيما يروى عَنْ ربه تَبَارَك وَتَعَالَى قال: <إن اللَّه تعالى كتب الحسنات والسيئات، ثم بين ذلك، فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها اللَّه تعالى عنده حسنة كاملة، وإن هم بها فعملها كتبها اللَّه عشر حسنات إِلَى سبعمائة ضعف إِلَى أضعاف كثيرة، وإن هم بسيئة فلم يعملها كتبها اللَّه عنده حسنة كاملة، وإن هم بها فعملها كتبها اللَّه سيئة واحدة> مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ.

           Dari Abul Abbas, yaitu Abdullah bin Abbas bin Abdul Muththalib, radhiallahu ‘anhuma dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu uraian yang diceriterakan dari Tuhannya Tabaraka wa Ta’ala – Hadis semacam ini disebut Hadis Qudsi – bersabda:”Sesungguhnya Allah Ta’ala itu mencatat semua kebaikan dan keburukan, kemudian menerangkan yang sedemikian itu – yakni mana-mana yang termasuk hasanah dan mana- mana yang termasuk sayyiah.Maka barangsiapa yang berkehendak mengerjakan kebaikan, kemudian tidak jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah yang Maha Suci dan Tinggi sebagai suatu kebaikan yang sempurna di sisiNya, dan barangsiapa berkehendak mengerjakan kebaikan itu kemudian jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah sebagai sepuluh kebaikan di sisiNya, sampai menjadi tujuh ratus kali lipat, bahkan dapat sampai menjadi berganda-ganda yang amat banyak sekali.

Selanjutnya barangsiapa yang berkehendak mengerjakan keburukan kemudian tidak jadi melakukannya maka dicatatlah oleh

Allah Ta’ala sebagai suatu kebaikan yang sempurna di sisiNya dan barangsiapa yang berkehendak mengerjakan keburukan itu kemudian jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah Ta’ala sebagai satu keburukan saja di sisiNya.” (Muttafaq ‘alaih)           

12 – وعَنْ أبي عبد الرحمن عبد اللَّه بن عمر بن الخطاب رَضِيَ اللَّهُ عَنْهماُ قال سمعت رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يقول: <انطلق ثلاثة نفر ممن كان قبلكم حتى آواهم المبيت إِلَى غار فدخلوه، فانحدرت صخرة مِنْ الجبل فسدت عليهم الغار فقالوا: إنه لا ينجيكم مِنْ هذه الصخرة إلا أن تدعوا اللَّه بصالح أعمالكم. قال رجل مِنْهم: اللَّه كان لي أبوان شيخان كبيران، وكنت لا أغبق قبلهما أهلا ولا مالا، فنأى بي طلب الشجر يوما فلم أرح عليهما حتى ناما، فحلبت لهما غبوقهما فوجدتهما نائمين، فكرهت أن أوقظهما وأن أغبق قبلهما أهلا أو مالا، فلبثت والقدح عَلَى يدي أنتظر استيقاظهما حتى برق الفجر والصبية يتضاغون عند قدمي، فاستيقظا فشربا غبوقهما، اللَّهم إن كنت فعلت ذلك ابتغاء وجهك ففرج عنا ما نحن فيه مِنْ هذه الصخرة، فانفرجت شيئا لا يستطيعون الخروج. قال الآخر: اللَّهم كان لي ابنة عم كانت أحب الناس إلي. وفي رواية: كنت أحبها كأشد ما يحب الرجال النساء، فأردتها عَنْ نفسها فامتنعت مني حتى ألمت بها سنة مِنْ السنين فجاءتني فأعطيتها عشرين ومائة دينار عَلَى أن تخلي بيني وبين نفسها، ففعلت حتى إذا قدرت عليها. وفي رواية: فلما قعدت بين رجليها، قالت: تتق اللَّه ولا تفض الخاتم إلا بحقه، فانصرفت عَنْها وهي أحب الناس إلي وتركت الذهب الذي أعطيتها، اللَّهم إن كنت فعلت ذلك ابتغاء وجهك فافرج عنا ما نحن فيه، فانفرجت الصخرة غير أنهم لا يستطيعون الخروج مِنْها. وقال الثالث: اللَّهم استأجرت أجراء وأعطيتهم أجرهم غير رجل واحد ترك الذي له وذهب، فثمرت أجره حتى كثرت مِنْه الأموال فجاءني بعد حين فقال: يا عبد اللَّه أد إلي أجري. فقلت: كل ما ترى مِنْ أجرك مِنْ الإبل والبقر والغنم والرقيق. فقال: يا عبد اللَّه لا تستهزئ بي! فقلت: لا أستهزئ بك، فأخذه كله فاستاقه فلم يترك مِنْه شيئا، اللَّهم إن كنت فعلت ذلك ابتغاء وجهك فافرج عنا ما نحن فيه، فانفرجت الصخرة فخرجوا يمشون> مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ.

           Dari Abu Abdur Rahman, yaitu Abdullah bin Umar bin al-Khaththab radhiallahu ‘anhuma, katanya: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:”Ada tiga orang dari golongan orang-orang sebelummu sama berangkat bepergian, sehingga terpaksalah untuk menempati sebuah gua guna bermalam, kemudian merekapun memasukinya. Tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar dari gunung lalu menutup gua itu atas mereka. Mereka berkata bahwasanya tidak ada yang dapat menyelamatkan engkau semua dari batu besar ini melainkan jikalau engkau semua berdoa kepada Allah Ta’ala dengan menyebutkan perbuatanmu yang baik-baik.Seorang dari mereka itu berkata: “Ya Allah. Saya mempunyai dua orang tua yang sudah tua-tua serta lanjut usianya dan saya tidak pernah memberi minum kepada siapapun sebelum keduanya itu, baik kepada keluarga ataupun hamba sahaya. Kemudian pada suatu hari amat jauhlah saya mencari kayu – yang dimaksud daun-daunan untuk makanan ternak. Saya belum lagi pulang pada kedua orang tua itu sampai mereka tertidur. Selanjutnya sayapun terus memerah minuman untuk keduanya itu dan keduanya saya temui telah tidur. Saya enggan untuk membangunkan mereka ataupun memberikan minuman kepada seseorang sebelum keduanya, baik pada keluarga atau hamba sahaya. Seterusnya saya tetap dalam keadaan menantikan bangun mereka itu terus-menerus dan gelas itu tetap pula di tangan saya, sehingga fajarpun menyingsinglah, Anak-anak kecil sama menangis kerana kelaparan dan mereka ini ada di dekat kedua kaki saya. Selanjutnya setelah keduanya bangun lalu mereka minum minumannya. Ya Allah, jikalau saya mengerjakan yang sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan keridhaanMu, maka lapanglah kesukaran yang sedang kita hadapi dari batu besar yang menutup ini.” Batu besar itu tiba- tiba membuka sedikit, tetapi mereka belum lagi dapat keluar dari gua.

Yang lain berkata: “Ya Allah, sesungguhnya saya mempunyai seorang anak paman wanita – jadi sepupu wanita – yang merupakan orang yang tercinta bagiku dari sekalian manusia – dalam sebuah riwayat disebutkan: Saya mencintainya sebagai kecintaan orang- orang lelaki yang amat sangat kepada wanita – kemudian saya menginginkan dirinya, tetapi ia menolak kehendakku itu, sehingga pada suatu tahun ia memperoleh kesukaran. lapun mendatangi tempatku, lalu saya memberikan seratus duapuluh dinar padanya dengan syarat ia suka menyendiri antara tubuhnya dan antara tubuhku -maksudnya suka dikumpuli dalam seketiduran. Ia berjanji sedemikian itu. Setelah saya dapat menguasai dirinya – dalam sebuah riwayat lain disebutkan: Setelah saya dapat duduk di antara kedua kakinya – sepupuku itu lalu berkata: “Takutlah engkau pada Allah dan jangan membuka cincin – maksudnya cincin di sini adalah kemaluan, maka maksudnya ialah jangan melenyapkan kegadisanku ini – melainkan dengan haknya – yakni dengan perkawinan yang sah -, lalu sayapun meninggalkannya, sedangkan ia adalah yang amat tercinta bagiku dari seluruh manusia dan emas yang saya berikan itu saya biarkan dimilikinya. Ya Allah, jikalau saya mengerjakan yang sedemikian dengan niat untuk mengharapkan keridhaanMu, maka lapangkanlah kesukaran yang sedang kita hadapi ini.” Batu besar itu kemudian membuka lagi, hanya saja mereka masih juga belum dapat keluar dari dalamnya.

Orang yang ketiga lalu berkata: “Ya Allah, saya mengupah beberapa kaum buruh dan semuanya telah kuberikan upahnya masing-masing, kecuali seorang lelaki. Ia meninggalkan upahnya dan terus pergi. Upahnya itu saya perkembangkan sehingga ber-tambah banyaklah hartanya tadi. Sesudah beberapa waktu, pada suatu hari ia mendatangi saya, kemudian berkata: Hai hamba Allah, tunaikanlah sekarang upahku yang dulu itu. Saya berkata: Semua yang engkau lihat ini adalah berasal dari hasil upahmu itu, baik yang berupa unta, lembu dan kambing dan juga hamba sahaya. Ia berkata: Hai hamba Allah, janganlah engkau memperolok-olokkan aku. Saya menjawab: Saya tidak memperolok-olokkan engkau. Kemudian orang itupun mengambil segala yang dimilikinya. Semua digiring dan tidak seekorpun yang ditinggalkan. Ya Allah, jikalau saya mengerjakan yang sedemikian ini dengan niat mengharapkan keridhaanMu, maka lapangkanlah kita dari kesukaran yang sedang kita hadapi ini.” Batu besar itu lalu membuka lagi dan merekapun keluar dari gua itu. (Muttafaq ‘alaih)           

Abu Amina Al Aljawiy

Mahad Annashihah Cepu